AMRIN LAMENA |
Saya Amrin, lahir di Lamena, salah satu daerah di ujung selatan Pulau Muna, tepatnya di Desa Lasori, Kecamatan Mawasangka Timur, Kabupaten Buton Tengah, Sulawesi Tenggara. Lahir pada tanggal 24 April, terlahir sebagai anak ke empat dari empat bersaudara.
Beberapa orang mengenal saya sebagai aktivis, beberapa orang menyebut saya sebagai penulis, beberapa orang mengenal saya sebagai jurnalis, dan beberapa orang lainnya mengenali saya sebagai seorang organisatoris yang hanya suka mengurusi organisasi.
Wajar saja, sampai detik ini kuliah yang semula menjadi tujuan. Sampai saat ini pun belum kelihatan ujung pangkalnya, kapan wisuda? Sebagian orang menyebut kesibukan di organisasilah yang menjadi sebab musabahnya.
Terlepas dari itu semua, jujur saja, saya tidak tahu siapa diri saya sebenarnya. Makanya saya mencoba berjalan sejauh kaki melangkah, mencari persamaan di buku-buku, melakukan hal-hal yang disenangi banyak orang.
Anehnya, semakin mencari, saya justru semakin kehilangan. Tak kunjung menemukan jatih diri yang saya cari. Saya keliru sejak awal, itu semua tak akan membuat saya menemukan jatih diri. Saya sadar, jatih diri bukan dicari, tapi diciptakan.
Pertanyaan seharusnya, bukan siapa saya? Tapi untuk apa saya ada? Dan saya ada untuk membuat Anda melihat. Saya ada agar membuat Anda membaca, saya ada agar Anda mau mendengar, dan saya ada untuk membuat Anda mengerti, bahwa bangsa ini adalah bangsa yang kaya dan indah, sekalipun masi ada yang kesakitan.
Ini narasi dari seorang yang menolak lupa. Mengais kata demi kata, mencoba membingkai ide yang bersiliweran. Karena kita, tidak mesti hebat untuk memulai, tapi harus memulai untuk menjadi hebat.
Sangk Pecinta kopi yang sekedarnya,
Karena cinta sejati bukan untuk dipaksakan.