Bela Palestina, Menggema di Negeri Khaliffatul Khamis

Beberapa Lembaga di kota Baubau Gelar Aksi bela Palestina

Konflik berkepanjangan seperti tak akan ada henti-hentinya menimpah negeri The Holy Land, Palestina. Negeri yang memiliki tempat suci tiga agama ( Islam, Kristen dan Yahudi ). Okupasi yang dijalankan Israel di tanah Palestina atas nama sebuah perdamaian dan stabilitas kemanan telah banyak merenggut nyawa. Wanita dan anak-anak tak berdosa menjadi korban retetan senjata Israel. Palestina adalah sebuah tragedi genosida standar ganda yang didukung negara-negara kapital yang semakin menyudutkan Palestina.

Pengalaiman sepihak zionis Israel atas kota suci Yerusalem sebagai ibu kota negara Israel disokong oleh negara-negara kapitalisme. Secara blak-blakkan negera adidaya sponsor perdamaian Amerika Serikat mengeluarkan pernyataan dukungan. Pernyataan Donald Trump dalam pidatonya mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel, dalam pidatonya tersebut Presiden Donald Trump juga menginstruksikan Kedutaan Besar Amerika Serikat di Israel untuk segerah dipindakan dari Tel Aviv ke Yerusalem.

Pernyataan Donald Trump sebagai sikap politik keberpihakan Amerika Serikat kepada Israel tersebut, sontak mengundang reaksi dunia. Dimana banyak kalangan menilai pernyataan Donald Trump merupakan bentuk dukungan terhadap penjajahan. Salah seorang pengamat masalah Timur Tengah dari Indonesia Society for Middle East Studies (ISMES). Smith Al Hadar, dalam wawancaranya bersama wartawan BBC Indonesia mejelaskan dugaannya atas Israel yang mendapat legitimasi dari Amerika serikat untuk mempercepat hal yang ia sebut 'yahudinisasi' di Yerusalem Timur dan bisa orang-orang Palestina yang tersisa di kota tua itu akan disingkirkan dari sana. "Sehingga Yerusalem secara keseluruhan akan menjadi ibu kota orang Yahudi, dan dari segi keamanan akan lebih terjamin kalau orang Palestina tidak ada lagi".

Yerusalem Timur menjadi tempat penting bagi umat Islam dan Yahudi. Bagi umat Islam sendiri Yerusalem Timur merupakan kota bersejarah yang terdapat Masjidil Aqsa. Salah satu tempat suci umat Islam yang diyakini sebagai tempat persinggahan Nabi Muhammad saw ketika melakukan isra mi'raj dari masjidil haram kelangit ketuju.

Peryataan Donald Trump menuai kecaman. Keprihatinan dan dukungan terhadap Palestina datang dari berbagai belahan dunia. Bela Palestina, Allah huakbar. Sontak teriakan itu menggema diseantero jagat raya. Negara-negara OKI angakat suara, di ibu kota Indonesia, monas dipenuhi ribuan manusia menggelar aksi bela Palestina.

Kali ini dukungan itu datang dari sudut kecil kota Baubau. Kota yang merupakan pusat peradaban kesultanan buton yang juga dikenal sebagai Negeri Khalifatul khamis. Minggu (17/12), sejumlah pemuda dan mahasiswa dari berbagai latar belakang organisasi bersatu dalam aksi bela Palestina. Dari hitungan saya, aksi ini merupakan kali kedua dilakukan sebagai dukungan kepada negeri para syuhada.

Dari sudut jalan, terlihat massa aksi mengisi sisi-sisi samping jalan membentang spanduk kecaman terhadap zionis Israel dan melambaikan bendera merah putih, Palestina,  panji-panji Rasulullah Saw serta beberapa lembaga peserta aksi. Sedangkan beberapa orang lainnya terlihat menghampiri para pengendara sambil menenteng dos, mengumpulkan donasi bantuan untuk Palestina. Aksi bela Palestina sore ini memberikan pemandangan tersendiri, menghiasi sudut kecil simpang empat tugu kirab kota Baubah.

Di tengah tugu, para orator yang dikelilingi masa aksi saling bergatian menyampaikan orasinya. Dari kejauhan, sound Stystem terdengar terus bergemah mengeluarkan lentikan suara seruan persatuan bela Palestina "Sudah saatnya kaum muslim bersatu bebaskan Palestina dari zionis Israel" ucap salah satu orator.

Sampai saat saya memutuskan untuk meninggalkan rombongan aksi. Kecaman terhadap Israel, Amerika Serikat dan dukungan terhadap Palestina terus bergantian, terdengar ditelinga hingga jarak benar-benar memutuskan pendengaran saya akan suara-suara lantang penuh semangat yang  meluap-luap itu. Kini kemarahan umat Islam benar-benar terlihat. Akankah Amerika Serikat yang mengaku sebagai negara sponsor perdamaian akan tetap bersikuku dengan keputusannya? Dan membiarkan kemarahan umat Islam hingga sampai pada puncak kesabarannya.

Baubau, 17 Desember 2017

0 Response to "Bela Palestina, Menggema di Negeri Khaliffatul Khamis"

Post a Comment