Hayluz, Iktiar Membudayakan Membaca di Tanah Buton

Taman Baca Hayluz

Di era milenial seperti ini, tempat-tempat yang berhubungan dengan dunia membaca dan menulis hampir sudah jarang kita temui. Di tengah problem yang melanda perpustakan daerah karena tak terurus. Buku-buku bersampulkan debu yang membawa ketidak nyamanan para pengunjung. Ketika perpustakaan daerah hanya dijadikan sebagai lahan produksi uang bagi sejelintir orang, tak jarang kualitas buku sangat jauh dari harapan. Ketika kampus tak mampu memuaskan dahaga pencarian para mahasiswa yang sedang dilanda kehausan ilmu. Di Buton, toko buku yang menyediakan buku bacaan dalam paket lengkap hampir tidak ada, kalapun ada harganya lumayan tinggi. Ketika ingin memiliki buku, maka alternatifnya, pesanan mengarah ke kota-kota jauh seperti makassar, yogya, atau jakarta.

Di era milenia seperti ini, sudah jarang kita temui orang-orang yang menaruh simpati terhadap dunia literasi. Tidak sedikit, kebiasaan membaca dan menulis dianggap sebagai aktivitas yang kakuh. Tidak lebih asyik dari pada diskusi politik, tidak lebih asyik ketimbang berpetualang, tidak lebih asyik berkunjung ke mol-mol atau menonton filem-filem layar lebar di bioskop pusat perbelanjaan. Kebiasaan yang terlihat seperti itu seolah telah menjadi budaya yang mengakar di masyarakat kota baubau. Di mana digital seolah menjadi satu-satunya media yang dipergunakan sebagai jendela untuk melihat dunia.
Taman Baca Hayluz dan Anak-anak

Mungkin itu pula yang memginisasi mba Zul untuk membuka taman baca di kampung halaman, dari modal pengalamannya saat menimbah ilmu di kota Makassar yang memiliki budaya literasi yang tinggi. Taman baca hayluz, beroperasi sejak januari lalu, letaknya cukup strategis berada di pinggir jalan poros betoambari, tepatnya di samping polsek murhum di halaman kediaman keluarga mba Zul sendiri. Sehingga memungkinkan untuk mudah dijangkau bagi para peminat buku, eesst, bukan untuk dimiliki tapi dibaca.

Di taman baca hayluz, buku-buku ditata sedemikan rapi. Ruang penyimpanan buku setengah terbuka berukuran tiga kali lima itu, didesain sedemikian rapih dengan sentuhan klasik, ditambah dengan halaman yang di penuhi pot-pot bunga yang hijau dan rimbunya pepohonan. Ketika berada di sana, seperti ketika berada di tengah alam bebas yang sejuk, membawa kenyamanan bagi para pembaca yang berkunjung. Cos, bagi anda yang hobi membaca, maupun yang nggak hobi, mampirlah kesana siapa tau ajah anda bisa tiba-tiba mut untuk membaca.
Hayluz buka Lapak Baca Gratis di Kotamarah


Hayluz, dalam aktifitasnya menyediakan buku bacaan untuk masyarakat di tanah buton tidak hanya berfokus pada lokasi taman baca, sejak september 2016 lalu sebelum adanya taman baca hayluz, mbak zul bersama kawan-kawan yang menaruh simpatik terhadapa dunia membaca, secarah rutin membuka lapak baca gratis di sekitaran alun-alun kotamarah disetiap sabtu sore hingga tengah malam. Selain itu, mba Zul besama salah seorang kawannya dengan bantuan para relawan yang pernah mampir di taman hayluz membuka lapak baca gratis di pelosok kota Baubaua daerah pesisir Palabusa. Sayangnya hanya berjalan beberapa saat saja. Berhenti ketika Fadli, salah seorang teman yang biasa bersama mba Zul menjajakan buku berangkat ke Ambon.

Akhir-akhir ini saya sudah beberapa kali di sana, di taman baca hayluz, baik hanya sekedar jalan-jalan, kadang juga sesekali menyempatkan diri untuk membaca buku yang ada di sana. Dan ketika di sana, mba Zul yang saya kenal dekat melalui Ode Literasi, salah satu lembaga yang ada di kota Baubau yang bergerak dibidang penulisan. Sehingga ketika saya berada di sana tak canggung-canggunh mengajaknya bercerita lepas seputar literasi dan buku. Saat saya tanyai alasan perihalnya sampai mebuka taman baca hayluz dan lapak baca gratis di kotamarah, mba Zul yang saya kenal humoris dengan nada yang diselimuti tawa, mengungkapkan "Karena saya menganggur, saya baru setahun menetap di baubau. Pulang kampung jadi nganggur".

Jawaban mba Zul yang singkat itu bukan hanya sekedar menunjukan realitas minimnya lapangan pekerjaan yang ada di kota Baubau. Tetapi dari jawaban mba zul satu hal yang saya pahami, bagaimana seseorang membuat dirinya lebih bermanfaat di tengah ke adaan yang lagi tidak membutuhkannya. Ya, bukankah akan lebih bermanfaat menyediakan buku bacaan bagi banyak orang, ketimbang mengeluh di tengah ke adaan yang lagi tak bersahabat.  

Di mata mbak Zul, membuka lapak baca di tengah zaman yang serbah modern seperti saat ini, merupakan salah satu upayah membudayakan membaca, sekaligus membantu menyediakan bacaan gratis buat masyarakat kota baubau. Harapannya agar buku bisa diapresiasi sebagai karya dan pengetahuan. Poin pentingnya, buku itu penting untuk diselamatkan dan jadi penyelamat mata generasi milenia. Digital itu asyik, tapi juga berbahaya untuk kesehatan fisik dan mental.
Aktivitas di Malam Minggu Lapak Baca gratis Kotamarah

Hayluz hadir di tengah-tengah zaman, di mana ketika mahasiswa sedanga dilanda apatisme, ketika mahasiswa dan orang-orang kebanyakan sedang mabuk kepaya dengan yang namanya hedonisme. Ketika kemajuan tekhnologi memenjarakan manusia dalam hasratnya yang paling besar, elektronik menjadi satu-satunya media melihat dunia yang tak jarang menimbulkan efek yang tak di harapkan. Taman baca hayluz hadir menjadi penyejuk dahaga orang-orang yang sedang dilanda kehausan akan ilmu, itu juga sekaligus menjadi tantangan terbesar bagi mba Zul untuk terus mengumpulkan pembaca.

Di taman baca hayluz, anak-anak bisa bermain sambil belajar, membaca dan mewarnai, cos untuk anda papa muda atau mama muda baiknya sesekali mengajak sang buah hati untuk berkunjung di sana. Mahasiswa dan pelajar, saran saya sering-sering lah mampir ke sana untuk memperbanyak wawasan dengan buku-buku bacaan umum yang ada di sana atau mungkin anda membutuhkan bahan mengerjakan tugas, di sana juga terdapat buku-buku pelajaran yang bisa membantu mempermudah anda untuk mengerjakan tugas sekolah. 

Tak ketinggalan untuk anda calon mama muda yang tengah mempersiapkan diri sebagai calon istri yang baik, di sana juga tersedia buku-buku resep masakan yang bisa anda pelajari, siapa tau saja dengan resep masakan yang anda pelajari di taman baca hayluz, calon papa muda anda akan semakin melengket, selengket pisang nungket yang dibumbuhi keju dan coklat. Cos, ayo mampir di taman baca hayluz!!


Baubau, 25 November 2017

0 Response to "Hayluz, Iktiar Membudayakan Membaca di Tanah Buton"

Post a Comment