Kejadian beberapa hari lalu yang menimpah Keluarga Bapak Latif Abdulah Yang mengalami Kebakaran yang terjadi didepan Kampus AKPER Buton pada hari selasa tanggal 21 April Lalu, mengingatkan saya atas apa yang pernah sayah alami yang telah ditinggalkan sang Ayah Handa tercintah beberapa Bulan lalu dan mengajak saya untuk menuliskan sebuah perasaan yang saya rasakan dan ber eksperimen tentang Pengorbanan Sang Ayah yang hanya mampu sayahhayalkan.
Selama ini Posisi Ayah dan perhatianya kepada Sang anak sebagai Orang Tua kadang kala diabaikan oleh anak kebanyakan entah mungkin direguk perhatian kepada sang Ibu yang dikarenakan katanya Surga berada ditelapak kaki ibu atau mungkin tipikal Ayah yang keras dalam mendidik anaknya yang bedah halnya dilakukan oleh ibu ketika menasehati anak yang cenderung lebut membawah perasaan ketika menasehati Anak atau mungkin dikarenakan waktu Ibu lebih banyak ketimbang Ayah bersama anak, ataukah subjektif kita sebagai anak terlalu tinggi kepada sang ayah yang mengakibatkan kita tak banyak perhatian kepada Ayah itu yang kadang menjadi pertanyaan saya dalam hati. Namun dibalik itu semuah tanpa kita sadari atau kita sadarih, atas apa yang telah ayah berikan kepada Kita anaknya terlalu keras pengorbanan mereka, bahkan mereka relah meninggalkan anaknya Keluarganya, merka merelakan rasa kerinduanya untuk mengais dan mengumpulkan pundih-pundih rupiah diNegri orang, demi untuk menghidupi dan mencukupi kebutuhan keluarga dan anak-anaknya, mereka relah menghabiskan keringat didaerah orang demi mengais rupiah yang natinya ia kirimkan kekampung halaman untuk menghidupi keluarga untuk membeli baju sekolah anak-anaknya. Lantaran tulusnya pengorbanan ayah, perjuangan ayah yang kadang mereka lupakan kesehatan mereka sendiri, mereka lupakan keselamatan diri mereka sendiri, bahkan mereka mengabaikan itu semua demi Istri dan Anaknya, Ketika sakit ia tak mau menjerit bahkan mereka kadang tak inginkan kelurga dan anaknya tau kalau dia sedang tak enak badan lantaran Ayah tak mau disuruh untuk berhenti sejenak mencari nafkah karna ketakutan Ayah akan anak-anaknya dan Istrinya kehabisan beras yang nantinya makan apa mereka nanti "pikirnya",atas apa pengorban yang mereka berikan kadang menjadi salah satu faktor tegangnya usia mereka.
Salah satu cerita yang saya ambil dari musibah yang menimpah keluarga Almarhuma Bapak Latif Abdulah yang beberapa hari lalu telah kembali kesisiNya atas kejadian sangat na'as yang menimpah dirinya dan keluarga, yang dimana kejadian itu terjadi pada tanggal 21 April lalu tepatnya Rabu malam sekitar pukul 22.00 Wita. Dimana Kejadian itu telah menghanguskan tubuh Sang Ayah empat anak ini dikarenakan sebuah Insiden kebakaran yang mula-mula ia bisa meloloskan diri dari panasnya api, namun lantaran pikirnya anaknya masi didalam terjebak didalam kobaran api, yang ia kira anakya masi dalam kedaan tidur saat kejadian ia memberanikan diri masuk kembali didalam sebuah kios yang masih digeluti sijago merah yang mengamuk membakar semuah apa yang dia sentuh, namun ternyatah anak sudah terlebih dahulu diselamatkan oleh salah satu petugas Keamanan (Securyti) Kampus Akper yang tepat berada didepan kejadian, Namun sangk ayah telah terkepung oleh kobaran api dan keluar sudah dalam keadaan menyalah-nyalah oleh kobaran Api yang membakar sekujub tubuhnya dan berlimpahkan darah yang keluar dari beberpa bagian tubuhnya. Ia sempat dirawat di salah satuh RSUD namun beliau hanya bisa bertahan hanya beberapa hari saja lalu Meninggalkan Istri dan empat orang anaknya yang masi sangat kecil.
Itu hanya salah satuh cerita yang sayah ambil mengenai pengorbanan seorang Ayah, yang diluar sanah masih banyak pengorbanan-pengorbanan Ayah lainya dan mungkin jauh lebih mengharukann dari penggalang cerita yang saya paparkan di atas. Masi banyak pengorbanan Ayah-ayah lainya diluar sana, dan muda-mudahan perhatian kita kepada kedua orang tua kita tidak memojokan mereka bahwa perhatian kita sebagai anak hanya terpusat pada salah satuhnya saja apalagi sampai keduaanya tidak kita berikan perhatian. Berbahagia lha kamu yang masi memilikih orang tua dan sayangilah mereka berdua seperti mereka menyayangimu, Restu mereka adalah keberhasilan Anak kita Anak-anaknya.
Selamat Jalan Ayah, Semoga engkau tenang diAlam sanah Aku akan Slaluh merindukan Mu Ayah....
I LOVE YOU AYAH
0 Response to "Perjuangan Sang Ayah Hingga Mengorbankan Nyawa"
Post a Comment