*
SUASANA Malam yang begitu hening hanya terdengar suarah air yang mengalir disamping kamar dimana saya berbaring, mebawa saya larut dalam ingatan akan kejadian bulan lalu yang tak pernah saya mimpikan dan bayangkan sebelumnya, kenangan yang memiluhkan bagi saya dan keluarga. Perputaran waktu terasah begitu cepat Manusia datang dan pergi saling bergantian seolah sudah menjadi skenario yang tersusun rapih sebelumnya dan takan bisa terhindarkan.
**
Perputaran waktu yang tak saya sadarih ternyata dimana tanggal 24 April kemarin usiahku genap 20 tahun, diusia ini sadar ternyata saya bukan anak-anak lagi seperti yang sudah terlewatkan, dimana saat ini saya juga duduk dibangkuh kuliah dan menggeluti beberapa organisasi kemahasiswaan, Impian dan harapan coba saya bingkai sedemikian rupah, namun Impian besar saya bisa meraih gelar sarjanah dan menjadi sesosok anak yang bisa membanggakan kedua orang tua. Namun waktu terasah begitu singkat berganti, ketika mengingat orang yang dicintai tak bisa lagi menemani dan menuntun langkah perjalanan hidup saya. Sosok yang selalu mendukung langkah saya untuk berkualitas didunia kemahasiswaan. Masi jelas terekam dalam ingatanku pesan yang disampaikannya, jika apa yang kamu buat itu adalah kebaikan untuk orang banyak lakukan, lawan mereka yang salah dan jika apa yang kamu lakukan itu merusak orang banyak tinggalkan dan jangan pernah kamu lakukan itu. Pesan inilah yang tak pernah hilang meskipun pada
akhirnya ia harus pergi duluan menghadap sang pencipta sebelum harus melihat
anak bungsunya ini meraih impiannya. Beliau adalah Ayahanda
tercinta, meskipun dengan keterbelakangannya Dia lah sosok inspirasi saya yang belum lama ini tutup usia.
.***
Perasaaan senang dan sedih tak dapat dipungkiri
berperang begitu hebat di dalam khalbu menemani perjalanan hidup saya. Kerasnya kehidupan membuat saya larut dalam keheningan malam, muncul dalam benak saya pertanyaan yang kerap mengganggu pikiran, apa kah saya bisah meraih mimpih-mimpih yang telah saya bingkai sedemikian rupah tanpa dirinya , bagaimana jika saya tidak mampu meraihnya, serta perasaan takut dan bingung harus seperti apa dan memulainya dari mana, kondisi seperti ini membuat saya merindukannya dan ingin berada didekatnya lalu menceritakan semuanya dan mengadu padanya apa yang menjadi rasa takut ini.
****
Suarah Azan terdengar hingga mengejutkan saya, ternyata hari sudah pagi hingga membangunkan diri saya dari keterpurukan dan mencoba berpikir jernih. Sadar dibalik itu semua, saya yakin terdapat
maksud dan pesan yang baik dari takdir-Nya. Teringat Kata Hayati "Hujan Tak hanya
mendatangkan basah, melainkan juga dapat membawa berkah. Letusan Gunung berapi
tidak semata-mata hanya dapat merusak tanaman, tetapi juga dapat menyuburkan
tanah serta memberi kehidupan yang lebih baik lagi bagi tanaman disekitarnya".
Dibalik Kesusahan pasti ada kemudahan (innama
al'usri yusran) begitulah janji ALLAH S.W.T yang selalu menjadi kekuatan
bagi saya untuk dapat menjadi sosok yang lebih tegar. Bahwa sesungguhnya larut
dalam kesedihan bukanlah sebuah pilihan yang baik untuk kedepannya. Dan saya yakin beliau ingin saya menjadi anak yang berhasil dan tak ingin saya larut dalam keterpurukan ini, meskipun beliau tak mampu untuk mengatakannya lagi.
0 Response to "PEPERANGAN DALAM KHALBU"
Post a Comment