Kota baubau dengan apa yang ia miliki saat ini seperti Benteng Keraton, menjadi karuniah besar dari Tuhan yang menjadikan Baubau sebagai Kota yang menjadi objek bagi para wisatawan, baik wisatawan local maupun dari luar dan dalam negri. Belum lagi baubau didukung dengan potensi Sumber daya alamnya yang ada, serta tempat-tempat dimana bisa kita luangkan waktu baik untuk sekedar jalan-jalan, belanja, nongrong atau sekeder melepas suntuk dipusat keramaian atau menikmati indahnya panorama alam serta deburan ombak dipasir putih, tempat sebagai objek wisata yang bisa kita kunjungi seperti, pantai Nirwana, Pantai Lakebanya, Baubau dengan dengan benteng keratonya, Baubau dengan Wantironya, Baubau dengan Permandian air terjunya, baubau dengan Samparonanya, Pantai Kamali, Kotamarah dan lain sebagainya yang selalu ramai dikunjungi. Apa lagi didukung letak kota Baubau yang begitu strategi yang menjadikan Baubau sebagai Kota Transit yang bisa memasok pengunjung dari luar kota Baubau.
Namun sangat disayangkan dimana Pemerintah Kota Baubau Hari ini masi sangat jau dari predikat kata maksimal dalam pengupayakan memaksimalkan Pendapatan asli Daerah yang bersumber dari pemanfaatan yang menjadi objek wisatawan yang ada diKota Baubau. Dimana yang menjadi target pendapatan Daerah pada Tahun 2016 Oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Baubau dalam pemanfaatan objek wisata yang ada, haanya senilai Rp. 15 jutah dalam Setahun. Ini merupakan nilai yang sedikit bila kita singronkan dengan tempat-tempat yang menjadi objek wisata yang ada dikota Baubau Sendiri yang tidak pernah Kosong terlebih lagi pada tiap pekannya. Apalagi dimana nilai pendapatan Daerah Tahun 2016 yang telah ditargetkan oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan yang bersumber dari pemanfaatan objek wisata yang masi terbilang sedikit justru menjadi beban sendiri, sebagaimana yang saya kutip dari kabar harian Buton Pos edisi Senin(25/04) data yang bersumber dari Dinas pendapatan(Dispenda) dimana pendapat pada triwulan pertama Tahun 2016 hanya mencapai 26,67% senilai Rp. 4 juta dari ditarget 15 juta dalam setahun, memang bila kita bandingkan dengan pendapatan Tahun 2015 kemarin lebih banyak, dimana pada triwulan pertama hanya mencapai 10,00% dengan nominal 1,5 juta dengan target sejumlah Rp. 15 jutah. Tetapi tetap saja Bila kita rata-ratakan ini pencapayan yang tergolong sedikit, inilah salah satu bentuk ketidak seriusan Pemerintah Kota Baubau hari ini, dalam pengelolaan tempat-tempat yang menjadi objek wisata yang ada dikota Baubau sendiri. Bahkan seolah keberadaan tempat-tempat ini diabaikan tanpa ada upaya atau dorongan untuk peningkatan dan pembenahan yang maksimal yang kemudian bisa menggenzot pendapatan daerah yang bersumber dari pemanfaatan tempat-tempat yang menjadi objek wisata tersebut.
Langkah-langkah Strategi yang kemudian seharusnya diambil pemerintah kota baubau dalam upaya mengoptimalkan dalam pemanfaatan agar bisa memasok pendapatan daerah yang bersumber dari pemanfaatan objek wisata tersebut harusnya melibatkan masyarakat, artinya pemerintah kota Baubau harus mengambil langkah bagaimana kemudian lebih menghidupkan Kota baubau dengan merekrut kelompok-kelompok yang memiliki potensi seperti dibidang seni, para kelompok capir. padahal banyak kemudian yang biasa kita jumpai dijalan kelompok-kelompok pemuda yang lihai memainkan alat musik modern yang dikolaborasikan dengan alat musik tradisional. Bahkan langkah yang seharusnya diambil pemerintah kota Baubau bagaimana kemudian membuat berkesan setiap pengujung yang dating dikota baubau dengan mendorong masyarakat agar berjualan aksesoris ditempat-tempat wisata yang berkenaan dengan kota Baubau sendiri seperti, patung naga melibatkan pengrajin, kampurui, baju-baju yang bermotif Buton atau memperkenalkan alat musik tradisional dengan lebih dekat dengan melibatkan atau bekerjasama dengan Komunitas-komunitas pemusik jalan atau kelompok seniman lainya, agar ketika pengujung kembali nanti kedaeranya minimal tidak ada kesan dan cendera mata yang mereka bawa dari kota bauba, tidak hanya sebuh gambar potretan yang di abadikan. Upaya-upaya demikian yang di lupakan oleh pemerintah kota baubau dalam mengoptimalkan pemanfaatan objek wisata yang bisa menarik perhatian wisatawan. Dan hampir tidak tersentuh oleh pemerintah, padahal kalau kita melihat Kota-kota besar lainya seperti Yogyakarta disana tidak hanya dikenal sebagai kota pendidikan tetapi dikenal juga dengan budayanya, dengan dorongan pemrintah setempat dengan memperdayakan Komunitas-komunitas serta masyarkat sehingga Yogyakarta lebih hidup dan pengunjung juga nyaman serta merasa puas.
Kiranya pemerintah kota baubau harus lebih memperhatikan lagi hal-hal mendasar tersebut agar menunjang dalam pemanfaatan objek wisata kedepannya, Baubau adalah pusat eks kesultanan Buton yang banyak menyimpan aset budayah serta baubau dikelilingi tempat-tempat wisata alam yang cukup eksotis untuk dijadikan sebagai aset untuk menambah pundih-pundih pemasokan PAD kota Baubau sendiri. Tetapi yang terpenting begimana upaya pemerintah kota baubau mengupayakan pengelolaan yang efektif dari penertipan, perawatan sampai pada pengawasan agar tempat-tempat yang menjadi objek wisatawan ini tetap terjaga keasliannya dan menciptakan budayah yang kental yang menjadi cirih khas kota baubau sendiri sebagai Negri Khalifatul Khamis, yang bisa tercermin disetiap bentuk rutinitas dan kegiatan-kegiatan yang ada hingga membentuk visit yang nyata tidak hanya sebatad slogan yang menghiasi pinggiran jalan.
0 Response to "Wisata Objek Yang Terlupakan"
Post a Comment