MARAKNYA berbagai kasus di kalangan pelajar yang diberitakan di media massa seperti tawuran antar pelajar, penggunaan narkoba dan obat-obatan terlarang, kekerasan di kalangan pelajar, bulying, perilaku curang dalam ujian, gagal ujian dan isu-isu lainnya. Dari yang saya sebutkan diatas, Seiring dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, berbagai persoalan pun muncul dengan kompleksitasnya hingga menyebar sampai kepelosok-pelosok desa, ditambah budaya kita yang konsumerisme dapat berpotensi munculnya budaya-budaya baru yang dapat membawah pengaruh yang tidak sesuai dengan apa yang menjadi jati diri kita, yang pada khususnya anak diusia dini yang masih tergolong labil dalam mengambil keputusan maupun dalam berpikir.
Dunia pendidikan tampaknya belum sepenuhnya mampu menjawab berbagai persoalan akibat pesatnya perkembangan IPTEK, yang indikasinya adalah munculnya berbagai penyimpangan perilaku dikalangan peserta didik yang seyogyanya tidak dilakukan oleh seorang atau orang-orang yang disebut terdidik. Selain itu potensi atau fitrah siswa sebagai individu seperti bakat, minat dan cita-cita juga belum terkembakan dan tersalurkan secara optimal melalui proses pendidikan dan pembelajaran di kelas. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkembang begitu cepat hingga mempengaruhi perilaku hingga anak-anak yang jauh dari perkotaan seperti di daerah saya.
Kondisi demikan yang memotivasi saya dan rekan-rekan yang tergabung dalam Ikatan Keluarga Mahasiswa Mawasangka Timur, dimana pada bulan Februari lalu mengadakan Lomba Cerdas Cermat ditingkat Sekolah Dasar seKecamatan Mawasangka Timur dengan tema "Membangun Motivasi, Meraih Prestasi". Alasan kenapa kemudian kegiatan ini dilaksanakan ditingkat sekolah dasar karena mengingat dimana diusia ini lah seseorang awal melakukan pencarian yang dimana perlu mendapat arahan dan suplemen yang baik, seperti halnya masa pertumbuhan tubuh pada anak, seorang anak akan tumbuh dengan baik jika gizi dari makanan yang ia dapatkan tercukupi dengan baik. Begituhalnya moralitas dan pemikiran sianak yang saya anggap perlu dibangun sejak diusia dini dengan motivasi-motivasi yang baik serta membiasakan sianak dalam berkopetisi sehingga ia tidak larut dalam hegemoni budaya konsumerisme yang berlebihan yang dapat membawahnya kedalam pengaruh negatif sehingga mengakibatkan sianak dalam kecenderungan perilaku yang menyimpang.
Kegiatan cerdas cermat ini berjalan selama tiga hari (20/30). Sekalipun kegiatan ini sempat tertunda beberapa hari dari jadwal yang sudah ditetapkan sebelumnya dikarenakan beberapa persoalan diantaranya kesiapan panitia yang belum begitu matang serta komunikasi dengan pemerintah kecamatan yang sedikit alot, namun atas semangat panitia dan dukungan dari tokoh-tokoh masyarakat akhirnya kegiatan tersebut dapat terlaksana. Di hari pertama pembukaan kegiatan dihadiri dan dibuka langsung oleh pemerintah kabupaten Buton Tengah yang diwakilih oleh Asisten II, dalam sambutanya beliau mengatakan kegiatan yang dibangun oleh teman-teman mahasiswa Mawasangka Timur patut di apresiasi karna kegiatan semacam dapat memberi warna serta semangat pada anak-anak didik untuk tetap terus belajar selain itu kegiatan ini singkron dengan salah satu program dari empat pilar yang dicanangkan oleh pemerintah kabupaten Buton Tengah yakni memperjuangkan pendidikan dan kesehatan, imbuhnya.
Bentuk kegiatan tersebut masih sangat sederhana tanpa tombol bel yang ditekan saat menjawab pertanyaan yang dibacakan sebagaimana pada lomba cerdas cermat pada umumnya, selain itu materi yang dilombakan sebelumnya diberikan dalam bentuk soal dan jawaban kepada peserta untuk dipelajari. Materi yang diperlombakan terdiri dari Matematika, Pendidikan Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, Ilmu pengetahuan Sosial, Ilmu Pengetahuan Alam, Pendidikan Agama Islam, yang disesuaikun dengan kurikulum bahan ajar dari kelas 4, 5 dan 6 serta ditambah dengan materi Nilai-nilai budaya dan pengetahuan Lokal. Setelah kegiatan berjalan, dimana dalam kegiatan lomba cerdas cermat kali ini, yang mendapat predikat juara satu diraih oleh SD Negri 1 Lagili setelah memperoleh nilai tertinggi dari dua sekolah difinal seperti SD Negri 3 Lamena dan SD Negri 2 Lamena yang masing-masing memperoleh predikat juara dua dan tiga.
Bagi kami ini adalah pengalaman pertama mengadakan kegiatan seperti ini, dimana segalah kekurangan dan kesalahan dalam pelaksanaan kegiatan tersebut agaknya sulit untuk terhindarkan, namun sekalipun demikian harapan kami dengan terselenggaranya kegiatan tersebut, sesuai dengan tema yang kami angkat muda-mudahan dapat memberikan motivasi dan semangat pada adik- adik agar tetap terus belajar sehingga mampu menjadi generasi yang selalu siap berkompetisi dan menjadi generasi-generasi yang berprestasi. selain itu muda-mudahan ini menjadi perhatian penuh bagi para pendidik maupun instansi terkair agar tetap menumbuh kembangkan kegiatan-kegiatan yang bersifat mendidik diluar kelas, sehingga mampu memotivasi dan mengasa potensi yang ada dalam diri setiap siswa. kegiatan ini yang kami harapkan dapat membawa semangat dan motivasi pada adik-adik yang masih duduk di bangku sekolah dasar, namun sangat kami sayangkan dimana ada tiga sekolah yang tidak mengikuti kegiatan tersebut dari total sembilan sekolah yang ada dikecamatan Mawasangka Timur. Dan harapan kami, ini tidak menjadi kegiatan terakhir, tetapi selanjutnya dapat terlaksana kembali dengan kondisi yang lebih baik dan efektif dari sebelumnya. Kami sadar kegiatan ini masi jauh dari apa yang diharapkan, tetapi kayaknya pantas saya sematkan kata-kata ini, seperti kata pepatah lebih baik seribuh kali gagal dalam mencoba dari pada tidak mencoba sama sekalih.
0 Response to "Membangun Motivasi di Usia Dini"
Post a Comment