Peran Wanita Dalam Komunitas Nelayan


Pasar Mawasangka
Dalam aktifitas ekonomi, wanita merupakan gejalah yang sudah umum bagi kalangan masyarakat strata bawah, tak terkecuali wanita yang berstatus sebaga istri nelayan.

Umumnya selain banyak bergelut dalam urusan domestik rumah tangga, istri nelayan tetap menjalankan juga fungsi-fungsi ekonomi dalam kegiatan penangkapan di perairan dangkal seperti dikenal istilah (beach seine), pengolahan ikan, maupun kegiatan jasa dan perdagangan.

Ada satu rumusan yang diungkapkan Polinac (1988), dalam buku "sosiologi masyarakat pesisir" karya Satria (2001), pembagian kerja keluarga nelayan adalah pria menangkap ikan dan anggota keluarga wanita menjual ikan hasil tangkapan tersebut.

Aktivitas Pengolah Ikan Teri
Aktivas tersebut sering kita jumpai dan tersebar hampir disetiap daerah pesisir kabupaten buton tengah. Misalnya seperti di desa terapung, para istri nelayan bekerja sebagai tenagah kerja pengolah ikan teri nasi di CV. Sumber rahmat setiap harinya.

Pasar Mawasangka berjejeran para penjual ikan didominasi wanita, di Desa Inulu sebagian wanita berperan sebagai tenagah pengikat rumput laut pada Rumah tangga Pembudidayah Rumput laut, dan desa Lasori para wanita berperan menjual hasil tangkapan sang suami dan di Desa Batubanawa yang mayoritas masyarakatnya sebagai nelayan tangkap penghasil kepiting rajungan di mana  Para wanita yang merupakan istri dari nelayan di waktu-waktu luang mereka menyempatkan membantuh sang suami mengait jaring dan bubu yang sudah mulai rusak sebagai alat tangkap yang digunakan para suami mereka dan di waktu-waktu air laut surut mereka juga menyempatkan diri untuk turun kelaut mencari teripang dan hasil laut lainnya. Dan fenomena itu mungkin bisa kita dapatkan disetiap desa yang terletak dipesisir.

Rutinitas Masyarakat Desa Batubanawa

Peran wanita ini merupakan faktor penting dalam menstabilkan ekonomi dibeberapa masyarakat penangkap ikan. seperti hasil penelitian Andriati (1992), dalam kutipan Kusnadi (2000) yang mengungkap bahwa salah satu strategi adaptasi yang ditempuh rumah tangga nelayan dalam mengatasi kesulitan ekonomi adalah dengan mendorong istri mereka ikut mencari nafkah.

Menariknya lagi, istri nelayan tersebut dominan dalam mengatur pengeluaran rumah tangga sehari-hari sehingga sudah sepatutnya peranan istri -istri nelayan tersebut menjadi salah satu pertimbangan dalam setiap program pemberdayaan.

Memang istri nelayan pada umumnya hanya menjalankan fungsi domestik dan ekonomi dan tidak sampai pada wilayah sosial politik. Namun,  jika dicermati, sebenarnya istri nelayan juga kreatif dalam menghasilkan pranata sosial yang penting bagi stabilitas sosial komunitas nelayan. Hal ini dapat dilihat dibeberapa desa pesisir buton tengah pada banyaknya acara pengajian, arisan, serta simpan pinjam yang berperan besar dalam membantu mengatasi penghasilan nelayan yang tidak pasti. Ya nampaknya peran sosial istri nelayan tersebut tidak dapat dipandang kecil serta kedepannya mesti menjadi sasaran program pemberdayaan.


Buton Tengah, 11 September 2017

0 Response to "Peran Wanita Dalam Komunitas Nelayan"

Post a Comment