Pemandangan, 30 September, Foto By Amrin Lamena |
"Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa para pahlawannya" (Soekarno).
30 Semptember, pagi ini mendadak bendera merah putih terlihat berkibar setengah tiang menghiasi pemandangan dikantor-kantor sampai pada dirumah-rumah warga. Tanda bangsa sedang berselimut duka.
Ya saya hampir lupa. Semalam baru saja di laksanakan pemutaran filem yang menceritakan kekejihan sekelompok orang yang disebut PKI. Filem yang di tayangkan di TVOne ini menceritakan pergerakan pemberontakan PKI pada 30 sepmteber di 52 tahun silam. Judulnya Penghianatan Gerakan 30 Semptember PKI (G30S/PKI), mungkin dikarenakan PKI yang awalnya merupakan partai oposisi pemerintahan di rezim orde lama yang kemudian berbalik melakukan gerakan yang menculik sejumlah jenderal yang berpangkat kolonel sampai mayjen yang kemudian disiksa dan berahir pada lubang yang dinamakan lubang buaya sebagai gerakan yang bertujuan merebut kursi kekuasaan di masa itu. Yang pada akhirnya itu benar-benar terjadi (lengsernya Ir. Soekarno). Ya PKI telah melakukan gerakan yang keji dan mungkin akan dikenang sepanjang sejarah lebih keji dari pada penjajahan belanda dan jepang yang menjadikan warga Indonesia sebagai budak-budak kolonial dan jepang dimasanya.
Bendara merah putih benar-benar berkibar setengah tiang menghiasi setiap halaman kantor dan pekarangan-pekarangan rumah. Bangsa ini kini menunjukan kebesaranya, mengenang kejadian kejih itu, yang telah menghilangkan nyawa orang-orang penting dibangsa ini semassa itu, setelah sekian lama dimana para jenderal itu hampir terlupakan. Muda-mudahan ini bukan hanya program yang bersifat sementara yang dikarenakan tengah hangat-hangatnya perkembangan isu bangkitnya PKI. Tapi sebuah keharusan menghargai jasa dan mengenang mereka, orang-orang yang telah sedikit banyak memilikih andil atas bangsa ini termasuk para jenderal yang bernasip naas itu.
Mengenai pemutaran filem semalam, saya enggan untuk berbicara banyak. Filem yang di tayangkan di TVOne semalam setau saya disutradarai oleh Arifin C. Noer salah satu sutra dara terbaik dimasanya yang sempat populer dikalangan pelajar di era 80an dan 90an. Selain itu pemeran dalam filem tersebut dilakoni aktor-aktor klosal handal dimasanya dan sastrawan yang sudah pasti menampikan drama menarik yang menyimpan kagum, haru serta penuh emosi bagi setiap penontonnya serta pro dan kontra pun menyelimuti didalamnya.
Namanya juga filem sudah tentu menampikan drama yang menarik yang menyimpan sejumlah cerita bagi setiap penontonn, satu lagi yang namanya filem sudah pasti bersifat fiktif. Persoalan kebenaranya selakan baca sejarah dan buku-buku pembanding lainnya.
30 September 2017
0 Response to "30 September, Duka Mengenang Jendral"
Post a Comment