Selamat malam, selamat bertemu kembali dengan saya: Hernowo Hasim. Sapa pak hernowo, penulis buku-buku bets seller. Pertanda kuliah dering via watshap "Ode Literasi" untuk kedua kalinya akan dimulai. Kuliah kali ini, pak hernowo akan mengurai materi "Mengikat Makna: Sinergi Membaca Dengan Menulis Untuk Memproduksi Banyak Tulisan" Materi yang akan dibawakan itu merupakan buku karnya pertamanya, yang saat ini telah banyak dibaca oleh para pecinta buku dan penulis seperti pak hernowo sendiri. seperti biasa kuliah itu berjalan pak hernowo lihai membawakan materi, dari A sampai z, pak hernowo mengurainya secara rinici. Seusai pemaparan materi, tibalah sesi pertanyaan, sesi yang ditunggu-tunggu, bagi peserta termasuk saya untuk memperjelas dan menanyakan segala yang melintang dalam pikiran. Satu-satu pertanyaan muncul, dengan sigap penulis 24 buku dalam kurun waktu empat tahun ini menjawab pertanya-pertanyaan peserta.
Mengikat Makna, konsep tentang membaca yang disinergikan dengan menulis. Titik tekannya ada pada membaca teks yang diharpakan dapat memberikan dampak yang luar biasa bagi diri yang melakukannya. Dalam konsep Mengikat Makna, membaca berarti memasukkan sesuatu yang berkualitas ke dalam pikiran. Dan menulis adalah mengeluarkan sesuatu yang sangat penting dan sangat berharga dari dalam pikiran yang diperoleh dari membaca. Lebih dari itu menarik makna adalah melejitkan kemampuan berkomunikasi (kemampuan memahami dan menyampaikan pemahaman secara tertulis) sekaligus membangun dan meningkatkan kemampuan membaca dan menulis dalam kurun waktu sekaligus.
Nama Pak Hernowo memang sudah tidak asing lagi dalam dunia literasi di Indonesia. Metode Mengikat Makna Pak Hernowo, bagi saya telah menghadirkan paradikma baru dalam membaca dan menulis.
Bagaimana membaca teks yang dapat berpengaruh terhadap pengayaan dan pengembangan pikiran ? Nah itu dia yang di urai pak hernowo kali ini. Dalam metode Menarik makna, buku sama dengan makanan (ruhani). Pada dasarnya manusia di bentuk atas dua unsur. Jasmani dan ruhania, yang keduanya butuh suplai makanan yang bergizi agar keduannya tumbuh sehat dan berkembang. Seperti kata pepata populer "Mensana in Corporesano (Dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat)" yang mengisyaratkan keduanya untuk berjalan seimbang. Jika ada makanan bergizi, tentu ada teks bergizi. Makanan bergizi dapat menyehatkan tubuh, teks bergizi dapat “menyehatkan” pikiran. Menyehatkan pikiran yang berarti dapat menumbuh kembangkan pikiran secara otomatis.
Ketika kita berhadapan dengan sebuah buku, maka kita tengah berhadapan dan berinteraksi dengan dua substansi utama dalam buku, teks dan penulis. Kata Rene Descarter “Ketika Anda membaca sebuah buku, baik buku itu ditulis oleh pengarang yang sudah wafat atau masih hidup. Anda sesungguhnya sedang berinteraksi dengan pikiran-pikiran terbaik penulisnya. Mengapa pikiran terbaik? Karena setiap pengarang pasti hanya akan menuangkan ke dalam bukunya pikiran-pikiran terbaiknya semata". Fungsi menggerkan pikiran sebuah akan amat bermakna bila pembaca buku mampu menyinergikan gagasan penulis yang berhasil diserapnya dengan gagasan yang sebulumnya yang telah tertanam dalam benak. Dari proses sinergi ini akan menghasilkan suatu gagasan baru yang mungkin lebih segar dan berbeda dengan gagasan si penulis dan pembaca, bila gagasan ini masing-masing kita biarkan berdiri sendiri akan melahir sebuah kebaruan-kebaruan dan kreatifitas-kreatifitas yang menggairakan, yang pada gilirannya akan menumbuhkan semangat untuk perbaikan-perbaikan atau inovasi.
Menarik makna juga menganjurkan agar menemukan teks yang bergizi. Disinilah pentingnya untuk membiasakan diri tidak melewatkan satu kata pun yang tidak dimengerti. Satu hal yang membuat seseorang berhenti membaca, karna kata yang tidak dimengerti tersebut. Menarik Makna Juga menawarkan beberapa metode dalam ,salah satunya membaca ngemil, membca secara lantang.
Cemilan |
Membaca ngemil sama dengan memakan kacang goreng, yaitu membaca dengan perlahan-lahan. Metode ini juga disebut, membaca secara mencicil (untuk merasakan kegurihan teks) dan membacanya tidak banyak alias sedikit-sedikit saja lalu berhenti. Dalam metode ini menganjurkan juga sesekali untuk membaca secara lantang (reading aloud) agar dapat mengaktifkan kemampuan menyimak (listening).
Membaca secara lantang (bersuara keras) dengan tujuan memahi teks dengan bantuan telinga lahiria. Karna dalam membaca diam (silent reading) kita tidak tahu betul apa kha sudah membaca secara benar dan cermat, seperti mengeja tanda baca dan istilah-istilah rumit dalam membaca. dan simaklah irama membaca Anda, enak atau tidak didengarkan? Jika Anda membaca diam (silent reading), Anda tentu tidak akan tahu apakah Anda telah membaca secara benar dan cermat. Itulah pentingnya menyimak (memahami teks dengan bantuan telinga lahir). Kemampuan memahami yang tinggi akan menyebabkan Anda memiliki kemampuan yang tinggi pula dalam menyampaikan sesuatu (berpidato, menulis, dll.) kepada orang lain. Ingat membaca berarti sama dengan memahami. Menyimak, ini kunci untuk membaca dengan memahami.
Setelah menemukan dan membaca ngemil teks yang bergizi, langkah terakhir Menari Makna adalah “mengikat” pikiran yang telah ditumbuhkembangkan oleh teks bergizi tersebut. Dalam ilmu komunikasi mengikat makna ini disebut sebagai ilmu digesting. Membaca sama dengan memasukkan makna (sesuatu yang penting dan berharga) dan Menulis sama dengan mengeluarkan makna yang sudah diolah dan dikaitkan dengan diri unik si pelaku mengikat makna.
Hasil atau efek-dahsyatnya dari menarik makna, Salah satu suplai makanan untuk ruhani adalah buku. Buku yang memiliki fungsi utama menjalankan pikiran dan buku akan berfungsi maksimal jika proses penghimpunan makna dalam membaca buku dilakukan dengan proses yang teliti, unik dan tidak membebankan.
Seperti cara belajar lainnya kita mesti memperhatikan beberapa aspek ,termasuk mengikat makna Pak Hernowo. Di antaranya, Sabar. Kesabaran diperlukan saat membaca, kalau tergesah-gesah bisa jadi kesimpulannya salah. Kedua telaten. Ketelatenan memumgut makna-makna yang tersebar disepanjang halaman buku kemudian mengumpulkan sangat diperlukan karena kalau tidak kemungkinan besar banyak gagasan yang menguap dan bersembunyi kembali. Selanjutnya tekun. Ketekunan diperlukan untuk membantu ditiap menyisir himpunan kata, kalimat, alinea, bab dan bagian bagian buku yang menyimpan gagasan penting untuk diperhatikan. Dan ketenpat gigih. Kegigihan akan mendorong kita untuk membca buku secara berulang-ulang untuk memudahkan memahami urain-uraian penting dalam buku. Yang terahir, sunguh-sungguh. Kesungguhan dalam mengikat makna , memahi maksud penulis serta mengajak pikiran melototi hal-hal menarik yang disampaikan seorang penulis akan membawa kita dalam maanfaat yang tidak terduga.
0 Response to "Menjejaki Dunia Aksara, Bersama Mas Hernowo"
Post a Comment