Ilustari Menulis. Sumber Gambar : Gramedia.com |
Di pojok salah satu kedai kopi di Kota Baubau, lelaki itu tengah duduk sendiri, larut dalam kesibukannya berhadapan dengan laptopnya yang berwarna hitam. Ia nampak berbeda dengan kebanyakan pengunjung di kedai itu, umumnya datang dengan kawan lalu mendiskusikan banyak hal, atau sekedar menikmati kopi sambil main mobail legend, seperti yang dilakukan anak muda kebanyakan saat ini.
Setiap saat berkunjung di kedai itu saya selalu mendapatinya, berjam-berjam lelaki itu selalu menghabiskan waktunya dengan tenang, sesekali mengenakan handset besar. Terkadang dari sore hingga pagi atau sebaliknya, dari pagi hingga sore.
Awalnya, pikirku ia menghabiskan waktu di kedai itu hanya untuk mendowdload film dewasa. Sekedar untuk dikoleksinya atau dibagikannya pada banyak kawan.
Teramat sering melihatnya di kedai itu, saya mulai penasaran dengan lelaki ini. Setelah mengenalnya, betapa merasa bersalahnya saya, suda tidak adil memikirkan tentang lelaki itu, menghardisnya terlebih dahulu dengan yang tidak-tidak.
Nama lelaki itu Fildan, biasa orang-orang mengenalnya dengan panggilan Fil. Bagi para penggiat desa, ia pasti suda tak asing lagi, ia seorang blogger, pemilik blog administarasidesa.blogspot.com.
Kesehariannya ia lebih banyak habiskan waktu di kedai itu. Mengumpulkan bahan untuk keperluan kontennya, menulis dan mengatur jadwal beberapa konten yang suda ia ramuh dan ditayangkannya di blog.
Mungkin ini terdengar biasa saja, buang-buang waktu, dan tidak produktif untuk orang-orang yang biasa bekerja sebagai pegawai swasta maupun di salah satu instansi negara. Tapi siapa sangka, aktivitas menulisnya di blog telah memberinya penghasilan dari iklan adsedse yang ditayangkan di halaman blognya. Terkadang lelaki ini meraup penghasilan paling sedikitnya Rp6 Juta di tiap bulannya.
Penghasilan itu terbilang cukup besar untuk ukuran penggiat Blog di kota Baubau. Melalui kebiasaannya menulis di blog, ia tidak hanya memperoleh penghasilan, ia juga telah menjadi guru bagi para perangkat desa. Ia menyiapkan konten yang mempermudah kerja-kerja mereka, lalu ia memperoleh konpensasi oleh iklan asedse yang ditayangkan di blognya. Semakin banyak pengunjung blog, maka semakin besar pula penghasilannya.
**
Perihal menulis di era sekarang ini dengan ketersedian berbagai platfrom media sosial telah merubah jalan hidup banyak orang. Memberi banyak ruang bagi para penulis untuk berekspresi. Cukup konsisten untuk melakukanya dan mempunyai keberanian untuk membaginya kepada banyak orang. Jika beruntung, boleh jadi akan membawa kita melejit jauh dan mencapai apa yang sebelumnya tidak pernah kita duga.
Hal itu juga yang dialami oleh seorang youtuber, Fiersa Besari. Siapa yang tak mengenal Fiersa dengan konten-konten perjalannya atau puisi-puisi yang ia bagikan melalui akun youtube miliknya.
Mungkin kita mengenalnya setelah ia memperolah apa yang menjadi pencapaiyanya saat ini. Namun, seperti halnya seorang pendaki, tidak ada satu pun pendaki yang langsung berada di puncak, melainkan ia harus melalui proses perjalanan yang panjang untuk berada di titik itu.
Begitu juga Fiersa Besari, di banyak kesempatan, ia selalu menyampaikan, bahwa populiritas, ketenaran, dan segala pencapaianya saat ini tidak terlepas dari kebiasaan menulisnya. Mulai dari kebiasaan menulis di twitter, lalu dikumpulkannya kembali hingga menerbitkan satu buku yang berjudul 'Garis Waktu' yang menjadi salah satu buku best Seller kala itu.
Dari buku Garis Waktu, Fiersa melejit tinggi, dikenal banyak orang, mempengaruhi jalan hidupnya sebagai seorang musikus, penulis dan telah mengantarkannya sebagai seorang youtuber dengan 2 juta subcriber. Tanpa kebiasa menulisnya, boleh jadi, Fiersa Besari bukanlah apa-apa.
***
Selain mereka berdua, ada satu sosok penulis yang saya kenal, namanya adalah Yusran Darmawan, biasa saya memanggilnya Kak Yus. Ia pemilik blog www.angintimur.com. Dari tulisan-tulisan yang ia bagikan di blog miliknya, telah banyak menginspirasi saya.
Berbeda dengan Fildan, Kak Yus (sapaan akrabnya) adalah seorang penulis yang banyak membagikan tulisannya di blog secara gratisan tanpa memasang google Adsense atau jenis iklan lainnya yang disediakan oleh google.
Padahal, dengan jumlah pengunjung blognya yang mencapai 6 juta viewers, Kak Yus, pasti dengan sangat mudah untuk memonitasi iklan google adsense dan memperoleh penghasilan dari setiap tulisannya yang rata-rata memperoleh ribuan pembaca.
Tapi hal itu tidak dilakukan kak Yus. Sekalipun kak Yus tidak menerima manfaat secara langsung dari blog miliknya seperti halnya Fildan. Tapi ia memperoleh memanfaat lain dari aktivitas menulisnya di blog. Ia menggunakan blog untuk memperkuat personal breandingnya.
Ia menjadikan blog sebagai etalase agar orang melihat kapasitas dan kemampuannya. Sehingga tak heran, ia banyak mendapat tawaran untuk menggunakan jasanya terkait pekerjaan tulis menulis maupun penelitian di banyak tempat dan perusahaan.
Ada pesan dari Kak Yus yang menurut saya sangat cocok untuk orang-orang yang baru mau mulai menulis seperti saya. Kata dia, "tulis sebanyak mungkin dan sebagus mungkin, kemudian sebarkan secara gratis melalui media sosial. Buat tulisan itu viral sehingga menyebar sampai titik terjauh. Semakin jauh tulisan itu menyebar, maka akan semakin populer dirinya, sehingga menjadi top of mid di pikiran banyak orang."
Bagaimana tertarik untuk menulis. Ayo kita mulai menulis dan menyebarkan hal-hal baik di media sosial kita.
Buton Tengah, 19 Januari 2021
0 Response to "Menulis di Era Digital"
Post a Comment